pbhmimpo – Pendidikan itu bisa dibilang adalah nyawa dari kemajuan bangsa, dan meskipun sudah banyak yang bilang begitu, nyatanya kita masih sering merasa pendidikan kita itu kayak rempong, belum efektif banget.
Nah, di sini pentingnya kita nyadar kalau pendidikan itu bukan cuma soal mengisi otak dengan pelajaran, tapi juga soal membentuk karakter dan menggerakkan roda peradaban. Tapi, tentu saja, nggak gampang untuk mewujudkan pendidikan yang ideal, terutama dengan segala masalah yang ada di Indonesia.
Kenapa Pendidikan Kita Masih Ribet?
Pendidikan di Indonesia itu bisa dibilang masih sangat timpang. Misalnya aja, pendidikan di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya jauh lebih maju dibandingkan di daerah terpencil. Coba tanya, berapa banyak daerah yang masih kekurangan guru berkualitas atau fasilitas yang layak?
Menurut BPS (2020), ada kesenjangan serius antara pendidikan di perkotaan dan pedesaan, yang bikin kualitas pendidikan di daerah-daerah terpinggirkan jadi terhambat. Jadi, kalau mau maju, kita harus bener-bener meratakan pemerataan pendidikan dari Sabang sampai Merauke, bukan cuma di kota-kota besar aja.
Selain itu, soal kualitas pengajaran juga nggak kalah penting. Punya banyak guru itu satu hal, tapi punya guru yang mumpuni itu jauh lebih penting. Penelitian dari Angrist dan Lavy (2001) bilang kalau kualitas pengajaran langsung mempengaruhi hasil belajar siswa. Jadi, meskipun banyak program untuk meningkatkan kesejahteraan guru, faktanya masih banyak daerah yang kekurangan guru dengan kapasitas mumpuni.
Potensi Pendidikan yang Bisa Digeser
Tapi, nggak semua suram kok! Indonesia itu punya potensi besar berkat jumlah penduduk muda yang melimpah. Ini bisa jadi aset emas, asal pendidikan kita dibenahi. Gary Becker (1993) bilang kalau pendidikan itu investasi jangka panjang yang bisa mendongkrak produktivitas dan menurunkan tingkat kemiskinan.
Bayangin aja, dengan kualitas pendidikan yang bagus, kita bisa ciptain generasi yang bisa ngebantu negara berkembang lebih cepat, bukan cuma jadi penonton dalam kemajuan.
Keberagaman budaya kita juga jadi potensi besar. Dengan pendekatan pendidikan yang berlandaskan kearifan lokal, Indonesia bisa menciptakan sistem pendidikan yang lebih relevan dan lebih menghargai perbedaan.
James A. Banks (1994) bilang kalau pendidikan multikultural itu penting buat membangun toleransi dan rasa saling menghargai. Kearifan lokal ini harus dimanfaatkan sebagai modal untuk pendidikan yang inklusif dan menyatukan.
Pendidikan dan Dampaknya dalam Sosial, Ekonomi, dan Politik
Pendidikan nggak cuma urusan otak-otak-an, tapi juga soal memecahkan masalah sosial dan ekonomi. Kalau kita bisa memperbaiki kualitas pendidikan, maka kita bisa sedikit-sedikit beresin masalah ketimpangan ekonomi.
Pierre Bourdieu (1986) dalam teori mobilitas sosialnya bilang kalau pendidikan bisa bantu seseorang keluar dari jerat kemiskinan dan naik ke kelas sosial yang lebih baik. Jadi, pendidikan itu lebih dari sekadar mengejar angka kelulusan, tapi bagaimana membentuk masyarakat yang lebih adil.
Nah, soal politik juga nggak kalah penting. Masyarakat yang terdidik adalah masyarakat yang sadar hak dan kewajibannya, dan itu penting banget dalam demokrasi. Jürgen Habermas (1981) dalam teori demokrasi deliberatifnya menekankan pentingnya pendidikan yang mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam politik, jadi nggak cuma jadi penonton yang asal ngomong.
Pendidikan di Indonesia memang masih punya banyak PR. Tapi, dengan potensi besar yang dimiliki, pendidikan bisa jadi kunci utama dalam memajukan peradaban bangsa. Untuk itu, mari kita semua, pemerintah dan masyarakat, bahu-membahu meningkatkan kualitas pendidikan dan meratakannya di seluruh Indonesia. Dengan begitu, kita bisa jadi bangsa yang maju, punya karakter, dan mampu bersaing di dunia global.
Penulis: Raihan Abdul Wasi
Editor: Redaksi