Krisis Makna di Era Digital: Kenapa Kita Semakin Kosong?

Digital

pbhmimpo – Dulu, orang mencari informasi dengan usaha membaca buku, berdiskusi, merenung. Sekarang? Semua ada di genggaman. Sekali scroll, dunia terbuka. Tapi anehnya, semakin banyak yang kita tahu, semakin kita merasa hampa.

Kenapa?

Setiap hari kita dibanjiri berita viral, tren TikTok terbaru, opini-opini yang bertebaran. Tapi, seberapa banyak yang benar-benar kita pahami? Seberapa banyak yang membuat kita tumbuh, bukan sekadar sibuk?

Kita sibuk terkoneksi, tapi lupa terhubung. Berapa banyak orang yang mengukur kebahagiaannya dari jumlah like dan komentar? Media sosial membuat kita haus validasi. Kita mengunggah foto, bukan untuk mengenang, tapi untuk diperhatikan.

Kita menulis status, bukan untuk mengungkapkan isi hati, tapi agar terlihat keren. Lalu, saat perhatian itu hilang, kita merasa ada yang kurang. Kosong. Padahal, nilai diri kita bukan ditentukan oleh algoritma. Tapi oleh seberapa dalam kita memahami diri sendiri.

Hadir, Tapi Tidak Benar-Benar Ada

Berapa banyak dari kita yang duduk bersama keluarga atau teman, tapi mata tetap terpaku ke layar? Kita bisa tahu kabar seseorang dari Instagram Story, tapi apakah kita benar-benar tahu perasaannya?

Kita bisa mengomentari status teman, tapi kapan terakhir kali kita benar-benar bertanya, “Apa kabar?” dengan tulus? Teknologi seharusnya mendekatkan, tapi malah menjauhkan.

Serba Instan, Tapi Kebahagiaan Semakin Jauh

Mau makan? Tinggal pesan. Mau hiburan? Tinggal scroll. Mau viral? Tinggal ikut tren. Tapi kenapa hidup terasa hambar?

Karena kita kehilangan esensi menikmati proses. Kita terbiasa dengan kepuasan instan, padahal makna hidup sering kali ditemukan di perjalanan, bukan di hasil akhir.

Lalu, Harus Bagaimana?

1. Kurangi Konsumsi Digital yang Tidak Perlu

Tidak semua yang viral itu penting. Pilihlah informasi yang benar-benar bermanfaat, bukan sekadar hiburan kosong.

2. Bangun Hubungan di dunia Nyata

Tatap mata orang yang berbicara denganmu. Dengarkan cerita mereka tanpa terganggu notifikasi. Hadir sepenuhnya dalam setiap momen.

3. Temukan Makna dalam Proses

Kebahagiaan tidak datang dari pencapaian instan. Nikmati setiap usaha, hargai setiap langkah kecil.

4. Kembali ke Nilai-Nilai Spiritual

Dunia ini terlalu bising. Kadang, makna sejati justru ditemukan dalam keheningan dalam doa, perenungan, dan kesadaran penuh atas hidup.

Hidup atau Sekadar Eksis?

Era digital menawarkan kemudahan, tapi juga jebakan. Kita bisa terus larut dalam kebisingan, atau kita bisa memilih untuk sadar dan menemukan kembali makna hidup yang sebenarnya.

Jadi, pertanyaannya: Apakah kita benar-benar hidup, atau hanya sekadar eksis di dunia digital?

Imam Al-Ghazali pernah berkata:

“Hati itu seperti cermin. Jika ia terlalu banyak terpapar oleh dunia, ia akan kehilangan cahayanya.”

Banjir informasi yang tidak terkendali membuat hati kita semakin gelisah dan kehilangan arah. Kita tahu banyak, tapi tak benar-benar memahami.

Mari kita bermuhasabah!

Penulis: Azizah Fathur Rohiem

Editor: Redaksi

Bagikan Tulisan Ini:

Facebook
X
WhatsApp
Threads

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tulisan Terbaru