Kongres XXXIV Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) resmi dibuka dan menandai dimulainya forum musyawarah nasional yang akan menentukan arah organisasi ke depan pada minggu malam (25/05/2025) di Grand Central Hotel Pekanbaru, Riau.
Rangkaian pembukaan dimulai pukul 21.30 WIB dengan pertunjukan seni budaya berupa Tari Melayu dari Sanggar Hijau Hitam, dibawakan oleh lima orang Kohati Pekanbaru yang mengenakan busana adat Melayu. Suasana semakin semarak dengan pembukaan oleh pembawa acara yang membawakan syair dan pantun khas Melayu, menambah kekhidmatan suasana pembukaan.
Turut hadir dalam kegiatan kongres HMI ke-34 Pekanbaru, di antaranya Gubernur Riau Abdul Wahid, Ketua Komisi II DPR RI sekaligus Presidium Majelis Nasional KAHMI Rifqinizamy Karsayuda, Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho, para bupati se-Provinsi Riau, jajaran pejabat pemerintah daerah dari Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru, serta para kader HMI dari seluruh Indonesia.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI MPO, Mahfut Khanafi menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kerja keras panitia lokal dan dukungan pemerintah daerah dalam menyukseskan Kongres XXXIV ini.
“Kongres ini adalah momentum besar, tidak hanya untuk HMI sebagai organisasi, tetapi juga sebagai barometer kontribusi intelektual mahasiswa terhadap arah bangsa. Kita berkumpul di Pekanbaru bukan sekadar memilih pemimpin, tetapi juga untuk menyusun langkah besar ke depan,” ungkapnya.
Ia juga menyerukan agar seluruh kader menjaga marwah organisasi dengan tetap menjunjung tinggi semangat musyawarah dan intelektualitas.
“Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, tapi jangan sampai kita terpecah karena ego. Mari kita jadikan kongres ini sebagai ajang pembuktian bahwa HMI adalah rumah besar yang dewasa, inklusif, dan siap menjawab tantangan zaman,” pungkasnya.

Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, membuka kisah di balik penetapan Kota Pekanbaru sebagai tuan rumah Kongres XXXIV PB HMI. Ia mengisahkan bahwa keputusan tersebut tidaklah mudah dan membutuhkan diskusi intensif selama dua malam penuh.
Bukan tanpa alasan keraguan sempat mencuat dari berbagai pihak mengingat pengalaman kurang menyenangkan satu dekade silam, saat kongres HMI sebelumnya diadakan di kota Pekanbaru dan sempat berujung pada kekisruhan.
Agung dengan nada jenaka menenangkan kekhawatiran tersebut, sembari mengingatkan bahwa situasi saat ini sudah jauh berbeda.
“Dulu memang sempat terjadi kekacauan saat Kongres HMI digelar di sini. Tapi waktu itu, walikotanya bukan saya,” ujarnya yang langsung mengundang gelak tawa para peserta dan tamu undangan.
Ia menegaskan bahwa di bawah kepemimpinannya, Pemerintah Kota Pekanbaru berkomitmen penuh untuk menjaga kelancaran dan keamanan jalannya kongres. Dengan koordinasi yang matang bersama seluruh pemangku kepentingan, ia optimistis Kongres HMI MPO kali ini akan berjalan damai dan tertib.

Lebih lanjut, Gubernur Riau Abdul Wahid sekaligus sebagai alumni HMI mengingatkan seluruh peserta untuk menjaga ketertiban selama forum berlangsung. Ia menekankan pentingnya menjadikan kongres ini sebagai teladan dalam berdemokrasi.
“Kita harapkan kongres ini berlangsung tenang dan damai. Jangan sampai ada kegaduhan, karena hal itu akan merugikan kita semua. Mari kita bermusyawarah dengan penuh kebijaksanaan,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa kongres ini sebaiknya tidak hanya menghasilkan pemimpin baru, tetapi juga mampu memberikan rumusan rekomendasi kebijakan yang dapat menjadi masukan berharga bagi pemerintah, baik di tingkat daerah maupun nasional.
“Kongres ini harus menjadi forum yang menyejukkan. Perbedaan pendapat boleh saja, karena dari diskursus yang sehatlah lahir peradaban,” tambahnya.

Menutup rangkaian sambutan, Rifqinizamy Karsayuda, sekalikus Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI), mengajak seluruh peserta Kongres XXXIV HMI untuk merenungi kembali sejarah panjang organisasi yang sarat dengan dinamika.
Pada momentum Kongres XXXIV HMI kali ini, secara terbukan Rifqi menegaskan bahwa dirinya adalah kader HMI MPO dan tidak pernah sekalipun merasa malu atau menyembunyikan identitas tersebut.
“Saya sejak awal adalah kader HMI MPO. Tidak ada yang perlu ditutupi, tidak ada yang perlu disesali. Saya justru bangga karena berada di jalur perjuangan yang konsisten mempertahankan independensi HMI dari intervensi kekuasaan,” ujarnya

Pernyataan tersebut disambut antusias oleh para peserta kongres, terutama dari kalangan kader muda.
Ketua Komisi II DPR RI itu menyampaikan bahwa menjadi kader HMI MPO bukan sesuatu yang harus ditutupi atau disembunyikan. “Mengaku sebagai kader HMI MPO adalah bentuk dari identitas ideologis. Sama halnya dengan orang Melayu yang bangga dengan identitasnya, kita pun harus bangga,” ujarnya.
Setelah menyampaikan pesan-pesan penuh makna dan refleksi sejarah dalam sambutannya, Rifqinizamy Karsayuda secara resmi membuka Kongres XXXIV Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tahun 2025. Dengan lantang dan penuh semangat, ia menyerukan pembukaan kongres sebagai awal dari proses musyawarah besar yang akan menentukan arah kepemimpinan dan perjuangan organisasi ke depan.
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Kongres XXXIV HMI saya nyatakan resmi dibuka,” ucap Rifqi yang disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta yang memenuhi ruangan.
Dengan dibukanya Kongres ke-34 di Pekanbaru, semangat perjuangan kader HMI dari seluruh Indonesia kembali dipacu untuk menjaga nilai, memperkuat persatuan, dan melanjutkan peran HMI sebagai bagian dari kekuatan moral dan intelektual bangsa.